Jumat, 29 Mei 2015

CERPEN : SANG AYAH

Suatu hari seorangayah sedang dalam keadaan yang tidak baik, target bulanan yg jatuh tempo tidak tercapai dan alhasil dia hanya mendapatkan gaji pokok saja tanpa ada bonus ataupun tambahan tunjangan.. carut marut pikirannya saat itu, karena sudah tigabulan ini dia tidak memenuhi target dan banyak tagihan yg harus dipenuhi.

ketika pulang,teman2 kerjanya mengajaknya untuk bersenang2 dengan berkaraoke, yang biasanya diisi dengan pemandu karaoke dan beberapa botol minuman keras import. Biasanya dia ikut hanya untuk bernyanyi saja tanpa menikmati minuman keras ataupun ditemani pemandu karaoke dan teman-temannya sudah mengerti itu, dia sudah berhenti dengan kehidupan yang seperti itu, kehidupan hura-hura yang dulu pernah dia nikmati saat bujang, tapi pada kesempatan ini, dia menolak, entah mengapa tidak ada gairah untuk ikut meskipun teman2nya yg mentraktir.

Dalam perjalanan pulang, sang ayah melihat seseorang menjinjing beberapa barang bawaan dan secara tidak sengaja menjatuhkan bungkusan plastik saat dia akan masuk ke dalam mobil mewah keluaran eropa dan orang itu tidak menyadarinya, kemudian orang tersebut memacu mobilnya menuju pusat kota. Sang ayah segera mendekati bungkusan plastik itu, dia sangat terkejut dan jantungnya seketika berdebar kencang, sang ayah tidak percaya apa yang dilihatnya, setumpuk uang ratusan ribu terikat dalam 20ikatan, jika satu ikatan sejumlah 10 juta, berarti sang ayah menemukan uang 200 juta rupiah. Sesegera  sang ayah menyimpannya dibalik jaket yang dia kenakan dan memacu motornya dengan cepat menuju ke rumahnya. Sepanjang jalan sang ayah merasa gelisah, dia berfikiran bahwa uang ini bukanlah uangnya, namun tagihan – tagihan rumah tangga nya juga banyak dan dia juga harus menghidupi dan mengobati orang tuanya yang sudah renta dan sakit-sakitan. Ada perdebatan antara fikir dan hatinya, sampai pada 50 meter sebelum masuk ke gang jalan rumahnya,dia berhenti. Sebungkus rokok dikeluarkan dari saku celanaya, dia hisap satu batang sembari dia menengadahkan kepalanya ke langit seperti merenung dalam, setengah rokok telah habis dihisapnya, kemudian dia matikan rokok itu dan menyalakan motornya dan melaju memutar arah. Sampai pada satu tempat dimana dia menemukan bungkusan yang berisi uang tersebut.

Dia duduk dipinggiran trotoran jalan di samping motor bebeknya, dia sudah menunggu beberapa jam sampai – sampai sebungkus rokok yang dia bawa sudah habis.  Disaat dia dalam posisi seperti tertidurdengan tangan disilangkan diantara lututnya dan dahi kepala dia letakkan diatasnya, tiba-tiba terasa ada colekan di bahu kirinya, sang ayah segera mengangkat kepala dan menoleh ke kiri, sang ayah melihat seseorang berkulit putih yang berumuran 45 tahunan dan style-nya seperti orang-orang kaya kebanyakan, orang tersebut tersenyum dan menanyakan sesuatu kepada sang ayah.

Maaf Bapak mengganggu Bapak yang lagi istirahat… apakah Bapak melihat seseorang menemukan bungkusan plastik yangjatuh di sekitar tempat ini?” tanya orang tersebut santai.

Sang Ayah langsung berdiri sembari memegang perutnya karena bungkusan plastik itu masihada dibalik jaketnya, dia tidak menjawab pertanyaan itu tapi dia menengok ke arah mobil yang di parkir di depannya, dia melihat dengan seksama.

itu mobil Bapak?” tanya sang ayah dengan penuh keseriusan…
Iya Bapak.. memang kenapa? Bapak tau soal bungkusan plastik itu?” masih dengan santai orang itu berbicara.
boleh saya lihat KTP Bapak dan STNK mobil itu?” pinta sang ayah serius.
“baiklah kalau begitu..” jawab orang itu sembari dia mengambil dompet di saku celana belakangnya. Dia mengeluarkan KTP dan STNK kemudian dia berikan ke sang ayah.
Sang ayah memeriksa dengan seksama Nama dan alamat yang tertera itu KTP dan STNK, setelah beberapa detik kemudian sang ayah kembali memberikan KTP dan STNK orang tersebut.  Sang Ayah kemudian membuka jaketnya dan menyerahkan bungkusan plastik yang dia bawa itu.

silahkan Bapak.. ini milik bapak.. saya menemukan di jalan ini… dan saya memohon maaf dengan sangat telah beberapa saat membawa uang ini bersama saya dan berfikiran ingin memiliki uang ini… silahkan Bapak hitung dulu dengan teliti jumlahnya.. saya tidak selembarpun mengambilnya…saya memohon maaf dengan sangat kepada Bapak..” sembari tetesan air matajatuh dari pipi sang ayah.

terima kasih Bapak.. saya percaya tidak selembar pun yang Bapak ambil…” kata orang itu sambil tersenyum.
terima kasih Bapak sudah percaya kepadasaya.. sekali lagi saya memohon maaf dengan sangat atas perilaku saya ini”jawab sang ayah masih dengan nada yang sedih.
“lhoh.. ga usah minta maaf Bapak.. itu hal yang wajar dilakukan orang jika menemukan uang sebanyak ini di jaman sekarang ini.. saya malah heran kenapa Bapak malah kembali kesini lagi..soalnya tadi saat saya menyusuri jalan ini lagi, tidak ada orang..” saut orang itu
saya teringat ucapan istri saya saat dia menjawab pinangan saya.. dia berkata jika saya mau berusaha menjadi orang baik, dia mau menikah dengan saya.. dan saya diminta untuk berjanji dan saya sudah berjanji..” jawab sang ayah dengan nada suara yang sudah tidak terdengar sedih.
Kemudian orang itu melihat dan memasukan tangannya ke dalam bungkusan plastik itu dan tiba-tiba menyodorkan beberapa lembar uang kepada sang ayah. Sang ayah merasa kaget

jangan Bapak..jangan.. saya tidak akan mau menerima uang itu…” kata sang ayah
tidak apa-apa Bapak… ini ucapan terima kasih saya kepada Bapak…” jawab orang itu sambil tersenyum

tidak Bapak.. tidak.. berterima kasih saja pada Tuhan Bapak.. dan biarkan Tuhan yang menghitung ini sebagai amal baik saya…maaf klo saya tidak sopan tapi saya harus segera pulang istri saya sudah menunggu di rumah..” jawab sang ayah sembari berjalan menuju motornya. Orang itu segera mendekati sang ayah dan mencoba memasukkan uang ke dalam saku jaket sang ayah, namun sang ayah dengan sigap menahan tangan orang itu.

janganlah Bapak berbuat seperti ini.. saya mohon jangan.. saya bukan sok suci atau apa..hanya orang gila yang menolak uang.. tapi saya sudah berjanji.. mohon hargai janji saya kepada Tuhan..” ucap sang ayah
Orang itu menghentikan aksinya dan tersenyum kepada sang ayah.
“semogaTuhan selalu melimpahkan rejeki yang banyak kepada Bapak.. “ kata orang itu..
terimakasih atas doa Bapak.. pun demikian dengan Bapak atas doanya ke saya.. saya pamit dulu… terima kasih” jawab sang ayah yang langsung memacu motornya kembalike rumah.

sesampainya dirumah, sang ayah disambut anaknya dengan senyuman, panggilan sapa"Ayah" dan pelukan hangat dari tangan-tangan kecilnya. Rasa letih dan beban pikiran sang ayah terasa hilang saat itu, terasa surga sedang dia nikmati saat itu. sesaat setelahnya sang Istri datang dengan secangkir teh dan segelas air putih, sembari melemparkan senyuman merekah dan sapaan perhatian "capek ya,yah?".... kemudian sang ayah meminta anaknya untuk masuk ke dalam dan bermain diruang keluarga. Sang ayah mengambil gelas dan cangkir dari tangan sang istri dan segera meletakkannya dimeja lalu sang ayah memeluk erat sang istri dan meneteskan air mata...

"maafkan aku, istriku tersayang.. sampai hari ini aku belum bisa membahagiakanmu dengan menyenangkanmu atas hasil kerja ku..." kata sang ayah yg terbata2karena tak bisa menahan haru...

"Suamiku tersayang... apapun yg kau bawa saat pulang, aku tidak akan mempertanyakan...aku hanya selalu berdoa kepada Tuhan engkau pulang dengan selamat dan bisa bersama2 dalam keluarga ini serta engkau menafkahi kami dengan hasil jerihpayahmu yang baik.. aku percaya kamu ga akan menjerumuskan kami ke dalam dosa.. aku ga menuntut mu untuk memberikusetumpuk harta.. berikanlah aku bahagia dengan kasih sayang mu dan kepemimpinanmu..hidup ini kita hadapi bersama dan bersama kita nikmati suka dan duka mengarungi kehidupan..." jawab sang istri dengan suara yg penuh lembut.

sang istri kemudian melepaskan pelukan sang ayah dan mencium kening sang ayah pipi kanan lalu pipi kiri sang ayah dan kemudian memeluknya lagi sesaat, kemudian sang istri mengajak sang ayah duduk di kursi yg sudah tidak lagi bagus.
Sang ayah menceritakan mengapa dia terlambat sampai di rumah, kemudian sang istri memeluk sang ayah dan meneteskan air mata.

Tuhan terima kasih engkau telah ingatkan suamiku atas ketidakbaikan dan Engkau berikan aku suami yang baik, suami yang memegang teguh janjinya dan suami yang bisa menjadi ayah yang bisa menuntun anak-anaknya ke jalan kebaikan..” ucap sang istri dengan suara yang terdengar haru saat memeluk sang suami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar