Jumat, 29 Mei 2015

CERPEN : ENGKAULAH AWAL DAN AKHIR ATAS CINTAKU

gerimis turun sore itu.. dita berdiri di depan pos satpam kampusnya.. dengan wajah yg begitu masam, kliatannya doi lgi jengkel banget...
Pak Mo  : "ada ap , mbak? kok wajahnya ga cerah gtu?"
Dita       : "apaan sih, pak mo (supatmo, nama satpam di kampus dita).."
Pak Mo  :  "maap, mbak... ga biasanya mbak dita bermuram durja seperti itu.."
Dita       : "ya nie, Pak.. udah 1/2 jam dari jm 1/2 4 mpek skarang nungguin jemputan ga juga dijemput-jemput.. ujan lagi, sebel deh!!!"
Pak Mo : "emang sapa yang njemput, mbak?.. papa nya ato jgn2 pacarnya,hayooo... hehehe.."
Dita      :  (sambil sedikit malu dan masih dalam keadaan jengkel) " pacar,pak... "
pak Mo : "ooo.. yg pake supra itu kan..yang agak gondrong, putih, tinggi.. yang sering njemputin mbak diluar gerbang,ya kan?"
Dita      : "lho kok bapak tau? jgn2 bapak mata-matain dita nie.."
pak Mo : "ya ga lah, neng.. sebagai satpam kan musti awas ma sekitar.. ya tho.".
dengan anggukan Dita mengiyakan omongan pak patmo...
ga krasa sudah satu jam Dita nungguin pacarnya njemput,tiba-tiba ada sms masuk

"Sayank, maaf banget.. kayaknya aku ga akan bisa lagi njemput kamu...
mulai sekarang kmu cari orang lain ya biar bisa jemput kmu.. jgn marah ya.. deeply love U.. :) "

membaca sms itu, terlihat d\Dita sangat marah.
dita      : "ya udah pak patmo, Dita pulang dulu ya..."
pak Mo : "lho neng, kan masih hujan... tungguin aj dulu disini neng, bapak temenin..."
dita       : "ga ah.. biar ujan2an, sakit.. sakit.. deh.. (dengan nada suara yang terkesan kesal)"
langsung Dita lari kluar kampus, pulang kerumah dengan kondisi gerimis masih turun...
pak Mo : "ati.. ati... neng.."  (dengan suara sedikit berteriak karena dita sudah agak jauh)
akhirnya Dita pulang naik taksi. Sesampainya dirumah dita langsung mengeluarkan HP dari tasnya tanpa mengindahkan baju dan badannya yg terlihat basah.. dita meng - sms dengan kata - kata yang ketus dan bernada marah...
" dasar cowok... 1 jm lbih aku nungguin km, malah kmu sms ga jelas gtu, apa sih maksudnya... kmu tu kan tau hari ini ulang taun aku, tp kmu malah cuek banget gitu.. kamu tu tega ya.. klo caranya gini nyesel ak punya cowok kyk km, bisanya omong doang ga ada perhatian sama sekali ke aku.. aku benci km.. benciiii.. "

dengan begitu marahnya Dita mengirim - sms itu ke pacarnya....
ketika jam menunjukkan 21.00 terdengar ketukan pintu... Mama Dita yang membukakan pintu, trus mempersilahkan masuk tamu yang datang tersebut, seorang tamu yang mencari Dita. Mama Dita memanggil Dita untuk menemui tamu itu, ketika Dita menemui tamu itu. ternyata dia adalah Rama, sohib pacarnya..
Dita    : "Napa Ma... lo ksini pasti disuruh Neno kan.. " (Neno adalah nama pacar Dita)
Rama : "Ya Dit.. " (dengan nada yang sedikit lirih dan terlihat mukanya menyimpan seperti rasa penyesalan)
Dita    : (dengan sombongnya ) " ga ngaruh ya dengan nyuruh2 lo datang ke rumah sgala buat njelasin.. pake muka disedih-sedihin gtu.. knapa dianya ga datang sendiri, dasar pengecut..."
Rama : "bukannya begitu DIt.. tapi sebaiknya lo ikut gw dulu deh... ntar Neno jelasin disana..."
Dita    : "ga pake ya... siapa yang salah siapa yg ga bisa dipegang kata2 nya.. mestinya dia donk yg ksini..."
Rama : "ayolah,Dit... bentar aja... plliisss... pliiisss banget..."
Dita    : "ngapain sih lo sebegitunya... ga pake ya.. klo emang nyesel salah, ya dateng sendiri aja donk, ga ush pake kurir gini..."
Rama : "neno kan sobat gw,Dit.. Dit, gw mohon banget lo ikut gw,  klo habis itu lo masih marah, ya terserah.. yang jelas pliiissss lo sekarang ikut gw... plliiisss..."
Dita    : "oke.. tp asal lo tau aja ya, cara sperti ini ga akan ngaruh..."
Rama  : "oke.. ngaruh ga ngaruh liat nta aja.. ayo sekarang ikut gw..."
Dita     : "aku ganti baju dulu..." (masih dengan nada yang ketus)
Rama  : "udah ga usah pake acara ganti baju sgala... pake jaket aja, dingin soalnya..."
Dita     : "oke deh klo gtu.. tungguin bentar gw ambil jaket dulu..."
sepanjang perjalanan Rama dan Dita tidak saling bicara.. sesampainya di sebuah jalan dita mulai nagkat bicara.
Dita     : "ini kan arah ke rumahnya neno.. ooo.. jadi gini cara dia.. ga gentle amat sieh jadi orang..."
Rama menoleh ke Dita namun tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan kembali mengembalikan pandangannya ke arah jalan. Rama mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata2.
Dita     : "ngapain sih nyetir mobilnya kenceng2.. bahaya tau.." (masih dengan nada yg ketus)
dan benar Rama membawa Dita ke rumah Neno. Sesampainya disana banyak  orang ngumpul, tratak dan kursi dipasang. Rama memarkirkan mobilnya diseberang jalan dan segera megajak Dita masuk kerumah Neno. Di dalam rumah Neno terlihat ada tubuh yang telah dibalut dengan kain kafan.
Rama : Dit, itu Neno.. (suaranya seperti sedang menahan tangis)
serasa tersambar petir dan serasa mimpi, Dita shock dan lemas langsung terduduk disebelah Neno.
Dita   : "Ma.. Ma.. ini ga nyata kan.. ini cuman mimpi kan.." (dengan tangis yg terdengar begitu pilu)
Rama : "DIt, itu beneran Neno.." (terlihat air mata turun dari mata Rama)
Dita    : "bangun,no... bangun... jangan tinggalin aku,No.. aku maafin kmu kok.. bangun,No..." (sembari menepuk-nepuk pipi Neno dan tangis kehilangan yg begitu dalam terdengar)
Rama : "Dit, knapa dia terlambat... tadi sore sehabis mbeli kado buat lo.. dia diserempet truck yg remnya blong dari belakang... dia terjatuh dan badannya menghantam pembatas jalan.. dia sempat dilarikan rumah sakit oleh orang2 yg menolong tapi nyawanya ga terselamatkan karena luka dalam yg serius... "
Kemudian Rama masuk ke dalam dan mengambil sesuatu.
Rama : "Dit, ini yg mbuat Rama terlambat njemput lo... Dia sangat mencintai lo,Dit..."
Rama mberikan bunga, sebuah kalung yg berliontin kupu2, krn Dita sangat suka dengan kupu-kupu dan sebuah kartu ucapan
" Dita ku sayank...
engkaulah bumi dan langitku...
engkaulah malam dan siangku..
engkaulah awal dan akhir atas cintaku...
disaat nanti kita menemukan senja...
senja yang damai dengan rona warnanya yg sederhana...
aku ingin engkaulah yg menemaniku... disampingku.. kita nikmati bersama...
dan kita memandangnya dengan sederhana....
happy b'day Dita ku sayang...
Smoga hatimu slalu untukku dan senyummu menjadi awal surga ku... "
Love U
Neno

Dita menangis dalam sembari memeluk erat Neno yg terbujur kaku dan menggenggam erat catatan terakhir Neno untuknya.
TAMAT

CERPEN : SANG AYAH

Suatu hari seorangayah sedang dalam keadaan yang tidak baik, target bulanan yg jatuh tempo tidak tercapai dan alhasil dia hanya mendapatkan gaji pokok saja tanpa ada bonus ataupun tambahan tunjangan.. carut marut pikirannya saat itu, karena sudah tigabulan ini dia tidak memenuhi target dan banyak tagihan yg harus dipenuhi.

ketika pulang,teman2 kerjanya mengajaknya untuk bersenang2 dengan berkaraoke, yang biasanya diisi dengan pemandu karaoke dan beberapa botol minuman keras import. Biasanya dia ikut hanya untuk bernyanyi saja tanpa menikmati minuman keras ataupun ditemani pemandu karaoke dan teman-temannya sudah mengerti itu, dia sudah berhenti dengan kehidupan yang seperti itu, kehidupan hura-hura yang dulu pernah dia nikmati saat bujang, tapi pada kesempatan ini, dia menolak, entah mengapa tidak ada gairah untuk ikut meskipun teman2nya yg mentraktir.

Dalam perjalanan pulang, sang ayah melihat seseorang menjinjing beberapa barang bawaan dan secara tidak sengaja menjatuhkan bungkusan plastik saat dia akan masuk ke dalam mobil mewah keluaran eropa dan orang itu tidak menyadarinya, kemudian orang tersebut memacu mobilnya menuju pusat kota. Sang ayah segera mendekati bungkusan plastik itu, dia sangat terkejut dan jantungnya seketika berdebar kencang, sang ayah tidak percaya apa yang dilihatnya, setumpuk uang ratusan ribu terikat dalam 20ikatan, jika satu ikatan sejumlah 10 juta, berarti sang ayah menemukan uang 200 juta rupiah. Sesegera  sang ayah menyimpannya dibalik jaket yang dia kenakan dan memacu motornya dengan cepat menuju ke rumahnya. Sepanjang jalan sang ayah merasa gelisah, dia berfikiran bahwa uang ini bukanlah uangnya, namun tagihan – tagihan rumah tangga nya juga banyak dan dia juga harus menghidupi dan mengobati orang tuanya yang sudah renta dan sakit-sakitan. Ada perdebatan antara fikir dan hatinya, sampai pada 50 meter sebelum masuk ke gang jalan rumahnya,dia berhenti. Sebungkus rokok dikeluarkan dari saku celanaya, dia hisap satu batang sembari dia menengadahkan kepalanya ke langit seperti merenung dalam, setengah rokok telah habis dihisapnya, kemudian dia matikan rokok itu dan menyalakan motornya dan melaju memutar arah. Sampai pada satu tempat dimana dia menemukan bungkusan yang berisi uang tersebut.

Dia duduk dipinggiran trotoran jalan di samping motor bebeknya, dia sudah menunggu beberapa jam sampai – sampai sebungkus rokok yang dia bawa sudah habis.  Disaat dia dalam posisi seperti tertidurdengan tangan disilangkan diantara lututnya dan dahi kepala dia letakkan diatasnya, tiba-tiba terasa ada colekan di bahu kirinya, sang ayah segera mengangkat kepala dan menoleh ke kiri, sang ayah melihat seseorang berkulit putih yang berumuran 45 tahunan dan style-nya seperti orang-orang kaya kebanyakan, orang tersebut tersenyum dan menanyakan sesuatu kepada sang ayah.

Maaf Bapak mengganggu Bapak yang lagi istirahat… apakah Bapak melihat seseorang menemukan bungkusan plastik yangjatuh di sekitar tempat ini?” tanya orang tersebut santai.

Sang Ayah langsung berdiri sembari memegang perutnya karena bungkusan plastik itu masihada dibalik jaketnya, dia tidak menjawab pertanyaan itu tapi dia menengok ke arah mobil yang di parkir di depannya, dia melihat dengan seksama.

itu mobil Bapak?” tanya sang ayah dengan penuh keseriusan…
Iya Bapak.. memang kenapa? Bapak tau soal bungkusan plastik itu?” masih dengan santai orang itu berbicara.
boleh saya lihat KTP Bapak dan STNK mobil itu?” pinta sang ayah serius.
“baiklah kalau begitu..” jawab orang itu sembari dia mengambil dompet di saku celana belakangnya. Dia mengeluarkan KTP dan STNK kemudian dia berikan ke sang ayah.
Sang ayah memeriksa dengan seksama Nama dan alamat yang tertera itu KTP dan STNK, setelah beberapa detik kemudian sang ayah kembali memberikan KTP dan STNK orang tersebut.  Sang Ayah kemudian membuka jaketnya dan menyerahkan bungkusan plastik yang dia bawa itu.

silahkan Bapak.. ini milik bapak.. saya menemukan di jalan ini… dan saya memohon maaf dengan sangat telah beberapa saat membawa uang ini bersama saya dan berfikiran ingin memiliki uang ini… silahkan Bapak hitung dulu dengan teliti jumlahnya.. saya tidak selembarpun mengambilnya…saya memohon maaf dengan sangat kepada Bapak..” sembari tetesan air matajatuh dari pipi sang ayah.

terima kasih Bapak.. saya percaya tidak selembar pun yang Bapak ambil…” kata orang itu sambil tersenyum.
terima kasih Bapak sudah percaya kepadasaya.. sekali lagi saya memohon maaf dengan sangat atas perilaku saya ini”jawab sang ayah masih dengan nada yang sedih.
“lhoh.. ga usah minta maaf Bapak.. itu hal yang wajar dilakukan orang jika menemukan uang sebanyak ini di jaman sekarang ini.. saya malah heran kenapa Bapak malah kembali kesini lagi..soalnya tadi saat saya menyusuri jalan ini lagi, tidak ada orang..” saut orang itu
saya teringat ucapan istri saya saat dia menjawab pinangan saya.. dia berkata jika saya mau berusaha menjadi orang baik, dia mau menikah dengan saya.. dan saya diminta untuk berjanji dan saya sudah berjanji..” jawab sang ayah dengan nada suara yang sudah tidak terdengar sedih.
Kemudian orang itu melihat dan memasukan tangannya ke dalam bungkusan plastik itu dan tiba-tiba menyodorkan beberapa lembar uang kepada sang ayah. Sang ayah merasa kaget

jangan Bapak..jangan.. saya tidak akan mau menerima uang itu…” kata sang ayah
tidak apa-apa Bapak… ini ucapan terima kasih saya kepada Bapak…” jawab orang itu sambil tersenyum

tidak Bapak.. tidak.. berterima kasih saja pada Tuhan Bapak.. dan biarkan Tuhan yang menghitung ini sebagai amal baik saya…maaf klo saya tidak sopan tapi saya harus segera pulang istri saya sudah menunggu di rumah..” jawab sang ayah sembari berjalan menuju motornya. Orang itu segera mendekati sang ayah dan mencoba memasukkan uang ke dalam saku jaket sang ayah, namun sang ayah dengan sigap menahan tangan orang itu.

janganlah Bapak berbuat seperti ini.. saya mohon jangan.. saya bukan sok suci atau apa..hanya orang gila yang menolak uang.. tapi saya sudah berjanji.. mohon hargai janji saya kepada Tuhan..” ucap sang ayah
Orang itu menghentikan aksinya dan tersenyum kepada sang ayah.
“semogaTuhan selalu melimpahkan rejeki yang banyak kepada Bapak.. “ kata orang itu..
terimakasih atas doa Bapak.. pun demikian dengan Bapak atas doanya ke saya.. saya pamit dulu… terima kasih” jawab sang ayah yang langsung memacu motornya kembalike rumah.

sesampainya dirumah, sang ayah disambut anaknya dengan senyuman, panggilan sapa"Ayah" dan pelukan hangat dari tangan-tangan kecilnya. Rasa letih dan beban pikiran sang ayah terasa hilang saat itu, terasa surga sedang dia nikmati saat itu. sesaat setelahnya sang Istri datang dengan secangkir teh dan segelas air putih, sembari melemparkan senyuman merekah dan sapaan perhatian "capek ya,yah?".... kemudian sang ayah meminta anaknya untuk masuk ke dalam dan bermain diruang keluarga. Sang ayah mengambil gelas dan cangkir dari tangan sang istri dan segera meletakkannya dimeja lalu sang ayah memeluk erat sang istri dan meneteskan air mata...

"maafkan aku, istriku tersayang.. sampai hari ini aku belum bisa membahagiakanmu dengan menyenangkanmu atas hasil kerja ku..." kata sang ayah yg terbata2karena tak bisa menahan haru...

"Suamiku tersayang... apapun yg kau bawa saat pulang, aku tidak akan mempertanyakan...aku hanya selalu berdoa kepada Tuhan engkau pulang dengan selamat dan bisa bersama2 dalam keluarga ini serta engkau menafkahi kami dengan hasil jerihpayahmu yang baik.. aku percaya kamu ga akan menjerumuskan kami ke dalam dosa.. aku ga menuntut mu untuk memberikusetumpuk harta.. berikanlah aku bahagia dengan kasih sayang mu dan kepemimpinanmu..hidup ini kita hadapi bersama dan bersama kita nikmati suka dan duka mengarungi kehidupan..." jawab sang istri dengan suara yg penuh lembut.

sang istri kemudian melepaskan pelukan sang ayah dan mencium kening sang ayah pipi kanan lalu pipi kiri sang ayah dan kemudian memeluknya lagi sesaat, kemudian sang istri mengajak sang ayah duduk di kursi yg sudah tidak lagi bagus.
Sang ayah menceritakan mengapa dia terlambat sampai di rumah, kemudian sang istri memeluk sang ayah dan meneteskan air mata.

Tuhan terima kasih engkau telah ingatkan suamiku atas ketidakbaikan dan Engkau berikan aku suami yang baik, suami yang memegang teguh janjinya dan suami yang bisa menjadi ayah yang bisa menuntun anak-anaknya ke jalan kebaikan..” ucap sang istri dengan suara yang terdengar haru saat memeluk sang suami.

MANGGA

seorang penjual buah mangga berkeliling perkampungan dengan kedua kakinya, mencoba tuk menjual buah segar hasil panen kebunnya.
hasil alam yg tumbuh dari sepetak lahan yang ada dibelakang rumahnya sajalah yg menjadi sumber penghidupannya.
meski usianya sudah beranjak senja, semangat dan tenaganya tidaklah turut berasa senja.
hanya saja seharian dia berjalan, baru seperempat dari 2 keranjang buah yg dipikulnya terjual. dengan terik matahari yg begitu menyengat dan rasa haus yg begitu menggerus.
setelah matahari lelah berdiri terus menerus diatas bumi, sang penjual buah itu pun pulang, namun dia sempatkan diri beristirahat disebuah taman.
Dia mengibas -ibaskan caping yg selalu menemani kesehariannya menjual buah dan sebatang rokok kretek yg di linting dengan tangannya yg sudah terlihat keriput, dia terlihat santai dan begitu menikmatinya, tanpa pernah berfikir untuk menyalahkan hidup atas khidupan yg dijalaninya, dia jalani kehidupan ini dengan apa adanya...